Pagaralam Siaga Bencana Letusan Gunung Api Dempo
Oleh : YOGIANTO STKIP MUHAMMADIYAH PAGARALAM
Minggu, 07 November 2010 11:37 WIB
Pemerintah Kota Pagaralam, Sumatra Selatan mulai menyiagakan upaya penanggulangan bencana bila Gunung Api Dempo meletus atau terjadi erupsi mendadak, seperti tim medis, petugas evakuasi, kendaraan dan termasuk logistik bagi pengungsi.
"Kita sudah bentuk koordinator dan tim khusus penanggulangan bencana gunung Merapi meletus dengan melibatkan seluruh perangkat daerah, dan elemen masyarakat," kata Kepala Badan Kisbangpol dan PBA Kota Pagaralam, Yapani Rachim, Minggu
Ia mengatakan, masing-masing instansi mulai dari lurah dilibatkan dalam komando siaga bencana. "Kita sudah siapkan bidang kesehatan yaitu dokter, tiga mobil ambulan, petugas medis dan obat-obatan lainnya," katanya.
Sedangkan untuk evakuasi, semua kendaraan pemerintah sudah disiagakan seperti bus, truk dan kendaraan dinas lainnya."Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan sejumlah alat berat seperti ekskavator, bloder, traktor dan alat berat lainnya serta menyiapkan MCK di lokasi pengungsian," ungkapnya.
Ia menambahkan selain dari unsur pemerintah juga sudah dibentuk tim pemantau dari masyarakat yang beranggotakan 12 unsur. "Tim ini bukan hanya akan menjadi mitra pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana gunung meletus, tapi termasuk pemberian informasi tercepat bila bencana terjadi," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Tim Penanggulangan Dini Bencana Alam, Amrin Sening, mengatakan semua harus siaga termasuk menyiapkan jumlah personel yang dibutuhkan berikut jenis peralatan yang harus disiapkan bila kondisi darurat terjadi.
"Penanganan bencana bukan tanggungjawab pemerintah saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama termasuk perusahaan yang ada di wilayah Pagaralam. Selain itu juga, kita meminta kepada seluruh elemen masyarakat dan pemerintah mulai dari lurah, camat beserta perangkat dusun, untuk mengaktifkan posko bencana," ungkapnya.
"Kita sudah bentuk koordinator dan tim khusus penanggulangan bencana gunung Merapi meletus dengan melibatkan seluruh perangkat daerah, dan elemen masyarakat," kata Kepala Badan Kisbangpol dan PBA Kota Pagaralam, Yapani Rachim, Minggu
Ia mengatakan, masing-masing instansi mulai dari lurah dilibatkan dalam komando siaga bencana. "Kita sudah siapkan bidang kesehatan yaitu dokter, tiga mobil ambulan, petugas medis dan obat-obatan lainnya," katanya.
Sedangkan untuk evakuasi, semua kendaraan pemerintah sudah disiagakan seperti bus, truk dan kendaraan dinas lainnya."Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan sejumlah alat berat seperti ekskavator, bloder, traktor dan alat berat lainnya serta menyiapkan MCK di lokasi pengungsian," ungkapnya.
Ia menambahkan selain dari unsur pemerintah juga sudah dibentuk tim pemantau dari masyarakat yang beranggotakan 12 unsur. "Tim ini bukan hanya akan menjadi mitra pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana gunung meletus, tapi termasuk pemberian informasi tercepat bila bencana terjadi," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Tim Penanggulangan Dini Bencana Alam, Amrin Sening, mengatakan semua harus siaga termasuk menyiapkan jumlah personel yang dibutuhkan berikut jenis peralatan yang harus disiapkan bila kondisi darurat terjadi.
"Penanganan bencana bukan tanggungjawab pemerintah saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama termasuk perusahaan yang ada di wilayah Pagaralam. Selain itu juga, kita meminta kepada seluruh elemen masyarakat dan pemerintah mulai dari lurah, camat beserta perangkat dusun, untuk mengaktifkan posko bencana," ungkapnya.
"Memang sudah puluhan kali terjadi gempa vulkanik dan tektonik setelah terjadi letusan Gunung Merapi, Yogyakarta dan gempa Mentawai, Sumbar, tapi dengan kapasitas relatif kecil sehingga tidak begitu berpengaruh dengan keadaan Gunung Api Dempo," kata Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo, Slamet, di Pagaralam, Jumat (29/10).
Slamet mengungkapkan gunung api ini pernah naik status menjadi waspada atau level II pada 2008. Dia mengatakan, berdasarkan data tercatat di seismograf pada Selasa silam terjadi enam kali gempa, baik vulkanik dan tektonik. Demikian pula pada Rabu lalu, terjadi enam kali gempa vulkanik.
"Sebetulnya Gunung Dempo ini masih menjadi proritas pengawasan tim langsung dari Badan Geologi, Pusat Vukanologi, Mitigasi Bencana Geologi, Bandung meskipun statusnya aktif normal atau level I, setelah Merapi meletus," ungkapnya.
Lebih jauh Slamet mengatakan, memang saat ini tidak ada gejala peningkatan yang terjadi terhadap Gunung Api Dempo meskipun sulit dipantau karena hampir setiap hari diselimuti kabut tebal, apalagi sekarang memasuki musim hujan.
Beberapa pekan terakhir ini Gunung Dempo memang menunjukkan gejala peningkatan aktivitas seperti gempa vulkanik dan tektonik meskipun kapasitasnya sangat kecil. "Tapi kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya, namun demikian harus selalu waspada," ucap dia.
Menurut dia, beberapa waktu lalu tim dari Bandung dan petugas Gunung Dempo telah memasang alat perekam tambahan di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Alat ini membantu jika alat perekam di puncak Dempo mengalami gangguan atau rusak.
Dengan demikian, Gunung Api Dempo telah memiliki dua alat perekam aktivitas. Yakni, seismometer dilengkapi antena yang nantinya akan dapat menerima sinyal untuk kemudian diterima seismograf di pos pemantau.(ANS/Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komntar yang bersi pat saran dan dukungan saya harapakan, dan semoga blog saya ini bermanfaat but teman teman yang lagi menjalan kan perkulihan dan masih duduk di bang ku sekolah